Unik, Perayaan Hari Raya Idul Fitri 1444 H di Indonesia Dimulai dari Kamis hingga Minggu secara Bergantian!

Sudah tahu belum nih, kalau perayaan Idul Fitri di Indonesia pada 2023 dilaksanakan mulai dari Kamis hingga Minggu secara bergantian oleh organisasi Islam yang berbeda?

Yaps, mungkin kita bertanya-tanya, “Kok bisa sih perayaan Idul Fitri berbeda hari antara satu organisasi atau jemaah satu dengan yang lain?”

Usut punya usut, rupanya masing-masing jemaah tersebut punya metode perhitungan dan kajian ilmu berbeda soal penetapan Hari Raya Idul Fitri.

Penasaran kan, siapa saja yang memulai lebaran dari hari Kamis hingga Minggu?

1. Hari Kamis

Perayaan Idul Fitri hari Kamis (20/2/2023) lebih dulu dilaksanakan oleh Jemaah Naqsabandiyah dan Syattariah.

Jemaah Tarekat Naqsabandiyah diketahui melakukan penentuan Hari Raya Idul Fitri 1444 H menggunakan metode Hisabul Rukyat yang didukung oleh Kitab Munjid, Dalil Jimak, dan Qiyas.

Dengan metode tersebut, maka puasa yang dilaksanakan oleh para pengikut Jemaah Naqsabandiyah genap 30 hari sesuai dengan perhitungan tahun lalu.

Sama halnya dengan Jemaah Syattariah di Aceh dan Sumatera Utara yang melaksanakan salat ied pada hari Kamis karena mereka memulai puasa sejak Selasa (21/03/2023) lalu.

Tidak jauh berbeda dengan Jemaah Naqsabandiyah, Jemaah Tarekat Syattariah menentukan Hari Raya Idul Fitri menggunakan metode hisab dan hasil musyawarah bersama pimpinan dayah serta para khalifah mereka.

2. Hari Jumat

Berlanjut ke Hari Jumat, salah satu ormas Islam terbesar di Indonesia yakni Muhammadiyah memutuskan bahwa Idul Fitri 1444 H jatuh pada Jumat (21/4/2023).

Seperti tahun-tahun sebelumnya, Muhammadiyah selalu menggunakan metode hisab untuk menentukan 1 syawal dengan berbagai alasan serta perhitungan akuratnya.

Dengan berbekal metode Hisab Hakiki Wujudul Hilal serta dibantu oleh Majlis Tarjih & Tajdid Pimpinan Pusat Muhammadiyah, salat ied pun resmi digelar pada hari Jumat pukul 06.15 pagi di berbagai daerah.

Tidak hanya Muhammadiyah, Pemerintah Arab Saudi juga mengumumkan bahwa Idul Fitri digelar pada 21 April dengan alasan bulan sabit telah tampak di langit mereka.

Selain Arab Saudi, negara-negara lain seperti Mesir, Yordania, Aljazair, dan sebagainya turut merayakan lebaran Idul Fitri pada hari Jumat.

3. Hari Sabtu

Berbeda dengan Muhammadiyah, Pemerintah melalui sidang isbat yang diselenggarakan pada Kamis (20/4/2023) menetapkan jika Hari Raya Idul Fitri jatuh pada Sabtu (22/4/2023).

Pengumuman tersebut dirilis resmi oleh Menteri Agama, Yaqut Cholil berdasarkan penggabungan dua metode yakni hisab dan rukyatul hilal.

Alasan pemerintah memutuskan lebaran pada 22 April 2023 sebagai berikut:

  • Tingkat ketinggian hilal di wilayah Aceh baru mencapai 2,35 derajat, sementara untuk memenuhi syarat terlihatnya hilal apabila ketinggian minimal berada di angka 3 derajat.
  • Aceh merupakan Provinsi paling barat yang berada di pulau Sumatera. Oleh karena itu, jika ketinggilan hilal di Aceh belu menyentuh 3 derajat, maka tingkat keterlihatan hilal di seluruh wilayah yang berada di Timur Aceh hingga Papua tentu jauh lebih rendah
  • Jika tinggi hilal tidak memenuhi syarat, berarti tidak bisa dirukyat, sehingga puasa harus digenapkan menjadi 30 hari

Dengan keputusan tersebut, Indonesia, Brune Darussalam, Malaysia, Singapura, Thailand, dan beberapa negara lain akan melaksanakan salat ied pada hari Sabtu, 4 April 2023.

4. Hari Minggu

Setelah hari Sabtu, ada Jemaah Aboge (Alif Rebo Wage) yang tersebar di wilayah Wonosobo, Banyumas, Purbalingga, Ngawi, dan sebagainya akan merayakan Idul Fitri 1444 H pada Minggu (23/4/2023).

Kok bisa lama banget? Keputusan ini ternyata diperhitungkan menurut kalender Jawa Alif (Alip).

Jadi, rumusan yang digunakan menggunakan hitungan sesuai tahun berjalan. Bahkan perhitungan ini tidak hanya digunakan untuk menentukan tanggal lebaran saja, tetapi juga hari-hari besar nasional lainnya.

Maka dari itu, jemaah yang disebarluaskan oleh seorang tokoh bernama Raden Rasid Sayid ini meyakini bahwa 1 Syawal akan jatuh pada hari Minggu Wage.

Kesimpulan

Walaupun perayaan lebaran berbeda hari dari masing-masing jemaah atau organisasi Islam, semoga tidak mengurangi niat kita dalam merayakan kemenangan usai menahan nafsu, haus, dan lapar selama kurang lebih satu bulan ya.

Meski berbeda, sebaiknya kita tetap menghormati kelompok lain agar persatuan antar umat senantiasa terjaga dengan baik.


Referensi Tambahan:

Tinggalkan komentar

Atas ↑